Pemerintah Kota (Pemkot)
Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara akan segera menghentikan pengiriman daging
ular dan kelelawar ke kota untuk mencegah penularan penyakit di tengah wabah
virus corona. Para pedagang di pasar ekstrem di Tomohon diimbau beralih menjual
daging babi, ayam dan sapi.
Sekretaris
Daerah Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Harold V Lolowang mengatakan pemkot akan
mendirikan dua pos pengawasan untuk menghentikan pengiriman daging kelelawar
dan ular dari luar Sulawesi Utara, ke pasar ekstrem kota itu.
Menurut
Harold, sekitar 90 persen daging kelelawar, ular, dan anjing yang dijual di
pasar ekstrem Tomohon didatangkan dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.
”Karena
ini kayak anjing yang masuk ke Tomohon dari luar, bukan produk Sulawesi Utara.
Jadi kita mengimbau juga pemerintah Sulawesi Utara untuk mendirikan check
point atau pos di perbatasan Sulut (Sulawesi Utara) dan Gorontalo,” kata
Harold.
Penghentian
pengiriman daging kedua hewan itu menjadi target jangka pendek tim gerak cepat
yang dibentuk oleh Pemkot Tomohon pada 10 Maret 2020. Tim itu beranggotakan
beberapa instansi terkait, antara lain Perusahaan Daerah Pasar Tomohon, Dinas Pertanian
dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Satuan Polisi Pamong Praja serta Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tomohon.
Harold
mengatakan tim akan mulai bekerja pekan depan.
Frank
Delano Manus, program manager dari Animal Friends Manado Indonesia
(AFMI) menilai dengan merebaknya wabah virus corona yang berasal dari hewan,
seharusnya pemerintah mengambil sikap tegas untuk melarang perdagangan daging
hewan non-pangan, seperti kelelawar dan ular di Tomohon.
“Seharusnya
dihentikan total. Minimal diawasi atau dibatasi. Nah sebenarnya pemerintah
punya semua otoritas, semua instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan ini,
pengawasan, pembatasan atau mungkin penghentian,” tegasnya.
Organisasi
itu menyebutkan pasar ekstrem Tomohon merupakan pasar hewan kedua terpopuler di
dunia setelah pasar makanan laut (seafood) di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Hasil investigasi yang pernah dilakukan organisasi itu pada
2018-2019 mencatat rata-rata 7 ton daging ular dan 1,3 ton daging kelelawar
diperdagangkan di pasar itu setiap minggunya.
“Yang
diketahui publik, apalagi publik di luar sana itu cuma pasar ekstrem Tomohon.
Padahal banyak pasar ekstrem yang lain. Ada yang tidak diketahui publik.
Contoh, pasar Langowan dan kawangkoan (di Kabupaten Minahasa) sama juga,” ungkap
Frans
Frank
menjelaskan penyebutan sebagai pasar ekstrem karena pasar-pasar itu menyediakan
daging hewan yang tidak biasa. Selain itu,praktek penyembelihan hewan juga
dianggap bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan.
Sejak
berdiri pada 2011, organisasi Animal Friends Manado Indonesia berupaya
menghentikan atau mengurangi penjualan satwa di Tomohon. Salah satunya dengan
kampanye edukasi untuk mengajak masyarakat secara perlahan berhenti
mengkonsumsi daging kelelawar, ular dan anjing.
Investigasi AFMI mengungkapkan
pengiriman daging hewan dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara itu tidak melalui proses pembekuan, melainkan hanya didinginkan dengan
es batu. Padahal, daging-daging itu dikirim melalui jalur darat sejauh 1.500 kilometer
yang membutuhkan waktu tempuh hampir dua minggu. Sehingga saat tiba di Tomohon
sudah dalam kondisi berbau dan tidak higienis. [yl/jm/ft] (VOA)