Persoalan
Palestina menjadi bagian yang paling dijual di dalam kampanye para calon.
Seluruh calon yang bersaing pada umumnya mengabaikan "solusi dua
negara" yang menjadi usulan dunia internasional.
Netanyahu dan
Partai Likud secara terbuka menolak usulan "dua negara" ini.
Mereka malahan
berjanji untuk melakukan aneksasi terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka
duduki apabila ia terpilih.
Pemukiman
Israel di Tepi Barat selama ini dianggap ilegal oleh dunia internasional dan
terus menjadi sumber konflik yang menajam antara Israel dan Palestina.
Menanggapi rencana
aneksasi ini, juru bicara pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menyatakan,
sebagaimana dikutip oleh Reuters, "Segala tindakan dan pengumuman itu
tidak akan mengubah fakta. Pemukiman (Israel itu) ilegal dan akan
dipindahkan."
Koalisi Biru Putih
- partai baru yang dibentuk Benny Gantz, bekas panglima militer - juga
mendukung dan berniat memelihara pemukiman tersebut.
Dalam
soal solusi dua negara, Koalisi Biru Putih mengkampanyekan
"pemisahan" antara Israel dan Palestina tetapi tidak menyebut secara
khusus adanya negara untuk Palestina.
Sementara
itu Partai Buruh yang pernah mempelopori perjanjian Oslo di tahun 1990-an,
justru kehilangan suara mereka.
Bila
terpilih lagi, Netanyahu akan menjabat kelima kalinya.
Janji akan keamanan
Bagaimana
ia bisa menjabat hingga sekian lama, dan kenapa pemilu kali ini dianggap
persaingan terberat untuknya?
Israel
menganut sistem parlementer di mana partai dominan akan menduduki posisi
perdana menteri, tetapi hingga kini tidak pernah ada partai yang meraih kursi
mayoritas di parlemen mereka, Knesset yang memiliki jumlah total 120 kursi.
Partai
Benjamin Netanyahu, Partai Likud, berkuasa dengan membentuk koalisi dengan
partai lainnya.
Kini ia
menghadapi tantangan dari Benny Gantz, bekas panglima militer Israel yang
membentuk partai baru, Koalisi Biru Putih.
Netanyahu
selama ini terpilih berkat dua pendekatannya dalam politik: janji akan keamanan
yang ketat dan kemajuan ekonomi.
Termasuk
di dalam janji keamanan itu adalah persoalan Palestina.
Pada
pemilu kali ini, ia memperlihatkan kedekatan dengan partai sayap kanan ultra
konservatif dan partai berdasar agama yang diperkirakan akan membuat
kebijakannya semakin keras dalam isu keamanan dan Palestina.
Persaingan
Koalisi Biru Putih
adalah pesaing terberat Netanyahu karena hasil polling terakhir memperlihatkan
persaingan ketat dengan Partai Likud. Selain Gantz, koalisi ini juga dipimpin
oleh bekas menteri keuangan Yair Lapid.
Koalisi ini cukup
menonjol karena profil Gantz sebagai politisi baru yang menjanjikan
pemerintahan yang bersih dari korupsi.
Latar belakang
Gantz sebagai seorang jenderal juga membuatnya punya daya jual di kalangan
pemilih dalam hal janjinya memelihara keamanan Israel.
Pesaing lainnya
adalah Partai Kanan Baru yang yang didirikan oleh Naftali Bennett dan Ayelet
Shaked. Keduanya mengambil posisi yang lebih kanan lagi daripada Partai Likud
dan menjanjikan sikap keras terhadap Palestina.
Termasuk di antara
kampanye mereka adalah serangan udara terhadap Hamas dan demiliterisasi secara
permanen terhadap Gaza secara keseluruhan.
Kasus
korupsi
Namun
ia menghadapi tantangan keras terutama karena berbagai tuduhan yang menimpanya.
Netanyahu
dituduh menerima suap berupa sampanye dan cerutu mahal untuk membantu temannya,
seorang produser film Hollywood, untuk mendapat kelonggaran pajak dan urusan
visa.
Tuduhan
ini merupakan tindakan kriminal di Israel dan bisa membawa Netanyahu ke
penjara.
Selain
itu ia juga dituduh menyalahgunakan posisi agar mendapat liputan yang lebih
baik di media. Namun penyelidikan berkaitan dengan tuduhan-tuduhan ini ditunda
hingga pemilu selesai.
Pihak
oposisi memanfaatkan tuduhan-tuduhan ini dan meminta agar Netanyahu dan
partainya tidak dipilih lagi karena tersangkut dengan tuduhan kriminal.
Netanyahu
membantahnya dan menyatakan bahwa itu hanya berita palsu dan dibuat dengan
motivasi politik untuk menjatuhkannya.
Hingga
kini pendukung Netanyahu dan Partai Likud tampaknya tidak terlalu peduli pada
kasus-kasus itu dan terus memperlihatkan dukungan terhadap Netanyahu.
Periode
kelima
Jika Benjamin
Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan koalisi lagi, maka ini adalah kali
kelima baginya untuk menjabat posisi Perdana Menteri Israel.
Netanyahu pertama
kali terpilih pada tahun 1996, dan menjadi Perdana Menteri Israel termuda.
Latar belakangnya sebagai bekas tentara dan sikap politiknya yang keras
membuatnya berhasil menjadi perdana menteri.
Jabatan ini
berakhir pada tahun 1999 ketika ia kalah dari pemimpin Partai Buruh, Ehud
Barak.
Pada tahun 2005,
ia kembali menjabat ketua Partai Likud dan pada tahun 2009 kembali menjadi
perdana menteri. Pada pemilu tahun 2013 dan 2015, Netanyahu kembali berhasil
memenangkan pemilu. Semuanya didasarkan pada kampanye akan kebijakannya yang
keras terhadap Palestina, di samping janji akan kemajuan ekonomi Israel.
Maka jika
partainya berhasil memimpin koalisi lagi pada pemilu kali ini, maka ini akan
menjadi periode kelima bagi Netanyahu untuk menjadi perdana menteri Israel. (BBC)