Aktivitas
sektor jasa melambat pada
Juli 2019. Hal itu tercermin dari Indeks Pembelian Manajer () non-manufaktur
China yang merosot dari 54,2 pada Juni menjadi 53,7 pada bulan berikutnya.
Padahal, survei resmi Negeri Tirai Bambu tersebut, AFP melansir pada
Rabu (31/7), bahwa China mengandalkan sektor jasa demi membantu perekonomian
negara yang tertekan perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Sektor
layanan, misalnya, menyumbang lebih dari separuh terhadap perekonomian China
dalam beberapa tahun terakhir.
Meski demikian, China boleh dibilang masih beruntung karena
PMI non-manufakturnya masih berada di atas 50 poin.
Aktivitas manufaktur China juga tercatat melambat.
Perlambatan ini terjadi tiga bulan berturut-turut. Hal ini menggarisbawahi
masih diperlukannya lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi China yang
terpukul perang dagang.
PMI
manufaktur China berada di posisi 49,7 pada Juli. Realisasi ini sedikit lebih
tinggi dibandingkan Juni yang sebesar 49,4 poin. Biro Statistik China menyebut
posisi ini menandakan terjadi kontraksi dari ekspansi yang dilakukan.
Namun demikian, secara keseluruhan, PMI yang termasuk
aktivitas manufaktur dan jasa meningkat dari 53,0 pada Juni menjadi 53,1 pada
Juli.