Canberra - Musim panas di Australia tahun ini cukup fenomenal. Suhu udara
rata-rata tercatat paling panas sepanjang sejarah. Selain itu, terjadi pula
kebakaran hutan, banjir, gelombang panas, badai topan dan debu, bahkan sempat
pula turun salju.
Biro Meteorologi setempat
(BOM) memperkirakan, bahkan musim gugur yang akan segera tiba hanya akan
membawa sedikit penurunan suhu.
Pencatatan suhu udara musim
panas yang berlangsung 1 Desember hingga 28 Februari kali ini mengalahkan rekor
suhu tertinggi pada tahun 2013.
Curah hujan mengalami
penurunan kecuali di Queensland utara. Di sana bahkan terjadi rekor curah hujan
tertinggi. Kota Townvilee dan sekitarnya diterjang banjir bandang menewaskan
ribuan ekor ternak.
Pakar iklim pada BOM Greg
Browning menjelaskan, musim panas kali ini memecahkan rekor untuk suhu udara
tertinggi, terendah dan suhu udara rata-rata.
Selama 24 dari 29 tahun
terakhir, rata-rata curah hujan musim gugur di wilayah tenggara Australia
berada di bawah angka tahun 1961-1990. Tahun ini pun diperkirakan masih sama.
Browning memperkirakan musim
gugur yang akan dimulai 1 Maret kali ini pun akan tetap sulit bagi petani yang
selama ini sudah mengalami dampak kemarau berkepanjangan.
Dia menyatakan musim panas
seperti ini akan berulang kembali dan menjadi sering terjadi di masa depan.
Dampak cuaca panas selalu
terjadi pada warga yang sangat rentan terutama orangtua dan anak-anak.
Sepanjang Januari lalu,
rumahsakit di Canberra menerima 70 pasien terkait cuaca panas.
Di Australia Selatan, ada 69
pasien dirujuk selama terjadinya gelombang panas pada 16-18 Januari serta 156
pasien pada kejadian 23-25 Januari.
Sementara di Victoria petugas
ambulans melaporkan peningkatan 15 kasus selama bulan Desember and Januari.
Meski musim panas sudah
berakhir, namun kondisi gelombang panas masih diperkirakan akan terjadi di
Australia Selatan, Victoria dan Tasmania. {abc}