Jakarta - Perkembangan
dan kemajuan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) selama kurang lebih 14
tahun harus disertai dengan kemampuan untuk meningkatkan kualitas reputasi
sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di bidang intelijen dengan
menjadi pusat pendidikan intelijen yang unggul (center of excellence) bertaraf
internasional. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara,
Jenderal Polisi Drs. Budi Gunawan, S.H, M.Si., Ph.D dalam pidato sambutan
wisuda sarjana angkatan ke-X Sekolah Tinggi Intelijen Negara tahun akademik
2016/2017, Senin, 24 Juli 2017, di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Kepala BIN lebih lanjut menjelaskan bahwa Sekolah Tinggi Intelijen Negara merupakan perguruan tinggi yang sangat khas serta pertama kali mengimplementasikan dan mempelajari intelijen sebagai ilmu pengetahuan untuk menyiapkan sumber daya intelijen sebagai 'prajurit perang pikiran' yang memiliki kemampuan akademik dan keahlian profesional dalam rangka menjaga keselamatan, kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Kepala BIN lebih lanjut menjelaskan bahwa Sekolah Tinggi Intelijen Negara merupakan perguruan tinggi yang sangat khas serta pertama kali mengimplementasikan dan mempelajari intelijen sebagai ilmu pengetahuan untuk menyiapkan sumber daya intelijen sebagai 'prajurit perang pikiran' yang memiliki kemampuan akademik dan keahlian profesional dalam rangka menjaga keselamatan, kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Wisuda mahasiswa STIN dihadiri
mantan Kepala BIN Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman, MSc, dan mantan Wakabin,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi, DR. H. Asman Abnur,
SE, MSi, Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI, Kabaintelkam Polri, Kabaharkam
Polri, Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani, Mayjen TNI Witjaksono, Msc,
Kapolda Jabar dan Muspida Kabupaten Bogor, Wakil BIN dan Pejabat Utama BIN,
Ketua Dewan Analis Strategis (DAS), Anggota DAS dan Staf Khusus Kepala BIN,
Pembina dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) BIN, serta para perwira
tinggi serta menengah TNI dan Polri.
"Dalam kurun waktu mulai dari
September 2016 sampai dengan saat ini berbagai pembenahan dan penguatan telah
dilakukan untuk mewujudkan STIN menuju lembaga pendidikan intelijen berkelas
dunia, meliputi aspek tampilan artefak maupun perubahan sistem dan metodologi
serta perubahan mindset dan culture," terang Kepala BIN.
Kepala
BIN menambahkan perubahan mindset dan culture set terdiri dari revisi statuta,
struktur organisasi dan tata kerja (SOTK), peraturan kehidupan taruna
(Perduptar), pedoman akademik, kurikulum S1, kurikulum S2 dan penyusunan
penilaian sikap perilaku, penilaian kesamaptaan jasmani, pedoman tradisi,
pedoman pembelajaran dan hasil belajar, pedoman akademik, peningkatan
keprofesian intelijen dan penilaian pendidikan taruna STIN serta pemenuhan
sarana dan prasarana seperti bus, kendaran dinas, renovasi, gedung dan
lain-lain.
"Melalui pembenahan dan
penguatan itulah, maka STIN harus mampu untuk mengembangkan dan mengkaji ilmu
pengetahuan intelijen secara akademis, serta membentuk insan intelijen yang
memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap perilaku yang semakin profesional,
obyektif dan berintegritas serta mampu menerapkan praktek intelijen terbaik di
lapangan dengan mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi dan penghormatan atas
hak asasi manusia, sehingga dapat mendeteksi dan mencegah secara dini setiap
potensi ATHG, serta melakukan berbagai aktivitas propaganda maupun kontra
intelijen sebagai wujud intelijen offensif", kata kepala BIN.
STIN harus juga mampu menjadi pusat
pendidikan intelijen yang unggul, profesional dan berkualitas dengan wawasan
nasional dan internasional untuk menghasilkan lulusan 'Cendekia
Waskita', Unggulan dan Berkelas Dunia, imbuh Budi Gunawan.
Budi Gunawan mengharapkan agar
segenap jajaran STIN harus terus melakukan pengembangan kualitas pendidikan
termasuk melakukan benchmark ke sekolah-sekolah intelijen ternama di negara
lain, seperti National Intelligence University di Amerika Serikat yang juga
menyediakan program magister di bidang intelijen strategis dan teknologi
intelijen.
"STIN juga harus terus
meningkatkan kerjasama dengan pusat pendidikan dan pelatihan BIN sebagaimana
yang dilakukan oleh National Intelligence University dengan CIA University
sebagai lembaga diklat non gelar CIA," pungkas Kepala BIN.
Kepala BIN berpesan kepada lulusan
STIN agar mengaplikasikan bekal ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan
dan mampu berkarya untuk kepentingan intelijen negara dengan senantiasa setia,
loyal, solid dan semangat kepada institusi BIN, Pemerintah, Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.(R*)